• SMA NEGERI 1 CIRANJANG
  • BIJAKS : Berprestasi, Inovatif, Jujur, Agamis, Kreatif, Sehat

Meningkatkan Peran Guru sebagai Fasilitator Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Discovery Learning

Penulis : Agus Sujarwadi, S.Sos.

 

 

 

MENINGKATKAN PERAN GURU SEBAGAI FASILITATOR PEMBELAJARAN 

DENGAN

MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

 

A. PENDAHULUAN

Kegiatan pembelajaran merupakan aktivitas yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap melalui interaksi antara guru dengan peserta didik. Tujuan tersebut tertuang dalam tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam setiap kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Penggunaan model dan metode pembelajaran yang tepat dapat mempermudah peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Demi suksesnya sebuah pembelajaran, guru harus memperhatikan pedekatan-pendekatan pembelajaran yang salah satunya adalah pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.

Karsen (2008) menyatakan bahwa melalui penerapan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, maka peserta didik diharapkan dapat berpartisipasi secara aktif, selalu ditantang untuk memiliki daya kritis, mampu menganalisa dan dapat memecahkan masalahnya sendiri. Konsep pembelajaran yang berpusat pada peserta didik ini sangat efektif dengan kondisi peserta didik dengan perbedaan berbagai macam karakter. Namun, konsep ini dapat berjalan dengan baik jika peran guru sebagai fasilitator juga berjalan baik pula. Sebagai fasilitator, guru harus menjembatani peserta didik dalam mengungkapkan pendapat, menggali ide, menyelaraskan pemahaman dan mengambil keputusan atau kesepakatan melalui langkah-langkah praktis.

 

B. PEMBAHASAN

B.1. SITUASI

Terdapat beberapa kondisi yang menjadi latar belakang mengapa Praktik Baik (Best Practice) ini dilaksanakan, diantaranya yaitu :

Adanya miskonsepsi yang terjadi pada guru dan peserta didik tentang pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Peserta didik merasa tidak nyaman dengan miskonsepsi ini, pelaksanaan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik tidak berjalan sesuai dengan konsep yang seharusnya. Peserta didik ditungtut untuk aktif dalam pembelajaran, baik itu dalam menggali informasi, menguji ataupun mencari solusi permasalahan. Namun, guru cenderung menyerahkan sepenuhnya kegiatan tersebutpada peserta didik. Guru tidak membimbing peserta didik dalam proses-proses tersebut, sehingga pembelajaran cenederung tidak terarah dan peserta didik merasa tidak nyaman.

Bertolak dari situasi yang melatarbelakangi kegatan praktik baik ini, guru dalam hal ini memilih inovasi pembelajaran yang diterapkan pada pelaksanaan pembelajaran Sosiologi. Penggunaan inovasi pembelajaran ini diterapkan agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan sesuai rencana dan dapat mencapai tujuan pembelajaran secara massif pada peserta didik.

Praktik baik ini penting dibagikan agar kita bisa bertukar informasi dan berbagi pengalaman tentang permasalahan yang dihadapi seperti di atas. Semoga bisa memberikan manfaat kepada pembaca yang mempunyai permasalahan yang sama seperti yang saya jelaskan sebelumnya, dan dapat menambah wawasan dan pengetahuan kepada semua pembaca khususnya bagi saya pribadi.

 

B.2 TANTANGAN

Dalam pelaksanaan pembelajaran Sosiologi yang dilakukan sebagai implementasi penerapan inovasi pembelajaran yang dipilih sebagai solusi pemecahan permasalahan yang sudah dijelaskan sebelumnya, tentunya menemukan tantangan-tantangan yang harus dihadapi diantaranya :

  1. Guru masih belum menguasai dengan baik model pembelajaran yang akan diterapkan. Kebiasaan guru yang sering menerapkan pembelajaran yang bersifat konvensional, membuat kemampuan guru dalam menguasai model pembelajaran harus diasah kembali. Pelatihan secara mandiri, dan tutor rekan sejawat adalah jalan yang ditempuh untuk mengatasi tantangan ini. Alhamdulilah pada saat kegiatan pembelajaran Sosiologi dilaksanakan guru sudah menguasi model pembelajaran yang dipilih dengan benar.
  2. Pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan identifikasi masalah haruslah tepat. Model pembelajaran dipilih adalah solusi pemecahan masalah yang sudah diidentifikasi sebelumnya, tentunya harus bisa memecahkan permasalahan tersebut. Dalam hal ini, guru harus cermat memilih model tersebut.

 

B.3 AKSI

Langkah-langkah yang dilakukan sebagai solusi untuk memecahkan permasalahan yang menjadi kondisi yang melatarbelakangi praktik baik ini, adalah :

Penggunaan Model Pembelajaran Discovery Learning

Untuk menjawab miskonsepsi yang terjadi pada guru dan peserta didik tentang pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, yaitu digunakan model pembelajaran discovery learning.

Borthick dan Jones (2017) dalam Widyastuti (2016:23) menyatakan bahwa dalam pembelajaran discovery, peserta didik belajar untuk mengenali masalah, solusi, mencari informasi yang relevan, mengembangkan strategi solusi, dan melaksanakan strategi yang dipilih.

Dengan menggunakan model pembelajran Discovery Learning, peserta didik secara aktif terlibat  dalam pembelajaran dengan menjelajah, mengeksplorasi, dan menguji ide-ide mereka sendiri dalam sintaks stimulation, problem statement, Data collecting, data processing, verification, dan generalization, dan  peran guru sebagai fasilitator juga harus terlihat selama proses pembelajaran dalam mengarahkan, memberi masukan dan membimbing peserta didik.

Model pembelajaran discovery learning ini saya terapkan pada pelaksanaan pembelajaran Sosiologi dengan  materi tentang Perbedaan Soial dalam Masyarakat di kelas X E-9 Semester 1 Tahun ajaran 2022/2023. Selain keaktifan peserta didik yang dipicu dalam setiap sintaks discovery learning, peran guru sebagai fasilitator pun terlihat jelas dalam membimbing dan mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik.

Dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas X E-9 dengan materi Perbedaan Soial dalam Masyarakat, model pembelajaran discovery learning menjadi inovasi pembelajaran yang diterapkan sebagai solusi permasalahan. Model pembelajaran discovery learning dapat memicu keaktifan peserta didik selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan tetap mengedepankan peran guru sebagai fasilitator dalam membimbing dan mengarahkan kegiatan peserta didik. Peserta didik ditantang untuk memiliki daya kritis, mampu menganalisa dan dapat memecahkan masalahnya, serta mendiskusikannya dalam kelompok masing-masing.

 

B.4 REFLEKSI

Inovasi pembelajaran yang diterapkan pada pelaksanaan pembelajaran sosiologi tersebut, yaitu model pembelajaran discovery learning, alhamdulilah menjadi solusi yang efektif dalam memecahkan permasalahan tentang miskonsepsi pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Guru dapat menjadi fasilitator yang baik selama kegiatan pembelajaran berlangsung, dan peserta didik dapat secara aktif mengikuti pembelajaran dalam mencari dan menggali informasi dan solusi permasalahan. Secara garis besar tujuan pembelajaran sosiologi di kelas X E-9 dapat tercapai secara massif.

 

Proses pembelajaran dengan model pembelajaran discovery learning merupakan pembelajaran yang sederhana namun dapat  menarik banyak perhatian dari peserta didik sehingga mereka merasa senang selama mengikutinya. Ini terlihat dari hasil refleksi akhir pembelajaran yang diberikan guru kepada peserta didik , 86 % peserta didik yang mengikuti pembelajaran menyatakan sangat puas dengan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Ada beberapa factor yang melatarbelakangi keberhasilan kegiatan pembelajaran ini, dianataranya :

  1. Guru mampu menguasai model pembelajaran yang diterapkan. Setiap sintaks dari discovery learning terlaksana dengan baik
  2. Peserta didik dapat berperan secara aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan bimbingan dan arahan guru sebagai fasilitator selama pembelajaran.
  3. Ketersedian sarana dan prasarana yang cukup menunjang kegiatan pembelajaran

 

C. KESIMPULAN

Pemilihan model dan metode pemnbelajaran yang tepat sangatlah penting dalam kegiatan pembelajan. Hal tersebut menjadi inovasi pembelajaran yang diterapkan untuk mengatasi permasalahan yang akan dipecahkan. Dengan mengunakan model pembelajran Discovery Learning, selain peserta didik secara aktif terlibat  dalam pembelajaran dengan menjelajah, mengeksplorasi, dan menguji ide-ide mereka sendiri, peran guru sebagai fasilitator juga harus terlihat selama proses pembelajaran dalam mengarahkan, memberi masukan dan membimbing peserta didik.

 

 D. DAFTAR PUSTAKA

https://jipp.unram.ac.id/index.php/jipp/article/download/169/165

https://jim.bbg.ac.id/pendidikan/article/download/12/4/10

https://media.neliti.com/media/publications/434154-none-2ee35493.pdf

 

 

 

 

 

 

 

 

Verifikator          : Deden Royani, S.T., M.H. (Wakasek Kurikulum SMA Negeri 1 Ciranjang)
Admin Websites  :Resta Cahya Nugraha, S.Pd

Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Meningkatkan Peran Guru sebagai Fasilitator Pembelajaran Membaca Hikayat dan Cerpen dalam Membandingkan Nilai dan Karakterisasi Hikayat dan Cerpen Serta Mengaitkannya dengan Nilai-Nilai Kehidupan

Penulis : Indra Hendrawan, S.Pd.   MENINGKATKAN PERAN GURU SEBAGAI FASILITATOR PEMBELAJARAN MEMBACA HIKAYAT DAN CERPEN DALAM MEMBANDINGKAN NILAI DAN KARAKTERISASI HIKAYAT DAN C

29/11/2022 15:42 - Oleh Administrator - Dilihat 1415 kali
Pembelajaran Menulis Puisi dengan Menggunakan Model Project Based Leaning (Pjbl) di Kelas XI dengan Menggunakan Aplikasi Padlet yang Berorientasi pada Pendidikan Karakter

Penulis  : Mega Rahma Munggaran, S.Pd.   PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROJECT BASED  LEANING (PjBL) di KELAS XI DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI PAD

12/04/2022 09:53 - Oleh Administrator - Dilihat 167 kali