Tawuran Antar Pelajar
Tawuran Antar Pelajar
Perkelahian antar kelompok dari suatu sekolah yang lebih dikenal dengan istilah tawuran mulai merajalela. Selain meresahkan masyarakat, tawuran juga mampu merusak fasilitas umum atau bahkan menelan korban jiwa. Tentunya tawuran antar pelajar ini mrmiliki dampak yang sangat mengerikan dan perlu menjadi perhatian bagi kita semua.
Sering dituduhkan bahwa faktor dari tawuran antar pelajaran berasal dari pelajar yang berasal dari sekolah kejuruan, berasal dari keluarga dengan ekonomi yang lemah. Data di Jakarta tidak mendukung hal ini. Dari 275 sekolah yang sering terlibat perkelahian, 77 di antaranya adalah sekolah menengah umum. Begitu juga dari tingkat ekonominya, yang menunjukkan ada sebagian pelajar yang sering berkelahi berasal dari keluarga mampu secara ekonomi. Tuduhan lain juga sering dialamatkan ke sekolah yang dirasa kurang memberikan pendidikan agama dan moral yang baik. Begitu juga pada keluarga yang dikatakan kurang harmonis dan sering tidak berada di rumah.
Padahal penyebab perkelahian pelajar tidaklah sesederhana itu. Terutama di kota besar, masalahnya sedemikian kompleks, meliputi faktor sosiologis, budaya, psikologis, juga kebijakan pendidikan dalam arti luas (kurikulum yang padat misalnya), serta kebijakan publik lainnya seperti angkutan umum dan tata kota.
Secara psikologis, perkelahian yang melibatkan pelajar usia remaja digolongkan sebagai salah satu bentuk kenakalan remaja (juvenile deliquency). Kenakalan remaja, dalam hal perkelahian, dapat digolongkan ke dalam 2 jenis delikuensi yaitu situasional dan sistematik. Pada delikuensi situasional, perkelahian terjadi karena adanya situasi yang “mengharuskan” mereka untuk berkelahi. Keharusan itu biasanya muncul akibat adanya kebutuhan untuk memecahkan masalah secara cepat. Sedangkan pada delikuensi sistematik, para remaja yang terlibat perkelahian itu berada di dalam suatu organisasi tertentu atau geng. Di sini ada aturan, norma dan kebiasaan tertentu yang harus diikuti angotanya, termasuk berkelahi. Sebagai anggota, mereka bangga kalau dapat melakukan apa yang diharapkan oleh kelompoknya.
Maka demi mecegah tarjadinya tawuran pihak SMAN 1 Ciranjang bekerjasama dengan BABINKANTIBMAS dan Polsek Ciranjang untuk memberikan penyuluhan secara berkala tarhadap siswa-siswinya, serta tak lupa melibatkan masyarakat sekitar dan orang tua siswa untuk berperan aktif demi menjaga buah hatinya dari kegiatan yang merugikan seperti tawuran. Upaya yang telah dilaksanakan selama ini pada ahirnya berbuah manis dibuktikan dengan tidak adanya kasus tawuran yang melibatkan siswa-siswi SMAN 1 Ciranjang.
Penulis
Andika Prabowo, S.Pd
SMA Negeri 1 Ciranjang
Komentari Tulisan Ini
Halaman Lainnya
BARCODE
SMA Negeri 1 Ciranjang menyatakan barcode berikut benar keberadaannya. BARCODE NO PENGGUNAAN PEJABAT PENANDA TANGAN NAMA PEJABAT V
BARCODE
SMA Negeri 1 Ciranjang menyatakan barcode berikut benar keberadaannya. BARCODE NO PENGGUNAAN PEJABAT PENANDA TANGAN NAMA PEJABAT V
BARCODE
SMA Negeri 1 Ciranjang menyatakan barcode berikut benar keberadaannya. BARCODE NO PENGGUNAAN PEJABAT PENANDA TANGAN NAMA PEJABAT VALID_ID TANGGAL 1 E-Rapor Semester 1 tahu
SEJARAH
SMA Negeri 1 Ciranjang Alamat : Jl. Jati PasirsantaKelurahan : Ciranjang Kecamatan : Ciranjang Kabupaten : CianjurProvinsi : Jawa BaratKode Pos : 43282 Berdiri tanggal
Hymne SMA Negeri 1 Ciranjang
Klik Untuk Membuka Intrumen Hymne